Tampilkan postingan dengan label Isu Terkini. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Isu Terkini. Tampilkan semua postingan

Rabu, 26 Mei 2010

Applikasi Twitter di PC


Apakah Anda pengguna Twitter? Kalau jawaban Anda ‘YA’ maka Anda termasuk pada salah satu peengguna Twitter di Indonesia yang masuk dalam urutan nomor 1 di Asia. Berdasarkan data versi situs Sycomos, pengguna Twitter dari negara-negara asia mencapai 7.74% dari total pengguna Twitter di berbagai belahan dunia. Peringkat pertama pengguna Twitter di Asia diduduki oleh Indonesia dengan 2.34%, diikuti Jepang 1.47% dan India 0.97%. Dalam urutan keseluruhan dunia, Indonesia menduduki urutan ke 6.
Follow this blogger on Twitter!
Seiring dengan menjamurnya penggunaan twitter ini, banyak sekali aplikasi Twitter tool yang tersedia untuk diunduh dan kita gunakan, tapi tidak semuanya bagus dan bahkan malah membingungkan. Berikut kami  tampilkan beberapa Aplikasi Twitter Tool yang sering digunakan karena memiliki fungsi dan fitur yang menarik.
Berikut adalah aplikasi yang saya rekomendasikan untuk Anda. Come on, Lets Twit !
hootsuite-logo

Kamis, 24 Desember 2009

Ketika 'ADAM' menjadi 'HAWA' ???

Perjuangan Agus Widoyo, lelaki yang mengajukan permohonan untuk merubah jenis kelamin di Pengadilan Negeri (PN) Batang, pada 11 Desember 2009 silam akhirnya terkabulkan. Bertepatan dengan Hari ibu, Agus Widoyo resmi menjadi perempuan dengan nama Nadia Ilmira Arkadea. Membuat Dea yang dilahirkan dengan nama Agus Widoyo, terus berjuang mencari jati diri menjadi seorang perempuan sebenarnya.
Bagimanalah hal yang sangat aneh ini bisa terjadi sebenarnya ?

Apa yang diinginkan seorang laki-laki ketika mengubah dirinya menjadi wanita?
Menurut pemaparan Nadia ketika diwawancarai salah satu station televisi, dia mengatakan bahwa menjadi wanita adalah gejolak yang meluap-luap dalam dirinya dengan ketidaknyamanaan terhadap status jenis kelamin laki-laki pada saat itu. Sehingga Nadia melakukan segala cara untuk mengubah dirinya menjadi wanita, diantaranya operasi jenis kelamin yang dia lakukan di RS Dr Soetomo Surabaya pada tahun 2005. Pelaksanaan operasi ini juga dilakukan karena sebenarnya pada diri Nadia ditemukan lebih banyak kromosom wanita dibanding laki-lakinya. Sehingga pihak RS pun dapat mengabulkan permohonan operasi tersebut.
Ternyata setelah melakukan operasi penggantian jenis kelamin saja tak cukup untuk Nadia, dia menginginkan pengakuan dari hukum untuk status barunya sebagai wanita. Maka bertepatan dengan peringatan Hari Ibu 22 Desember 2009 kemarin, Dia akhirnya mendapatkan statusnya sebagai seorang perempuan, setelah majelis hakim Pengadilan Negeri Batang mengabulkan permohonannya untuk mengubah jenis kelaminnya, dari seorang laki-laki menjadi perempuan.

Selasa, 10 November 2009

Tengkorak Homo Erectus



Minggu, 8 November 2009 | 21:22 WIB

KUDUS, KOMPAS.com - Forum Komunikasi Pelestari Situs Patiayam (FKPSP) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, berupaya mendapatkan kembali tengkorak kepala Homo erectus, manusia purba yang pernah ditemukan di tempat itu.

"Fosil tengkorak Homo erectus tersebut ditemukan oleh Dr. Yahdi Yaim, peneliti geologi Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1979," kata Ketua FKPSP, Suprapto, di Kudus, Minggu (8/11).

Ia mengatakan, hasil temuan fosil tengkorak manusia purba tersebut berupa sebuah gigi pra-geraham bawah dan tujuh pecahan tengkorak manusia.

"Keberadaan fosil manusia purba tersebut memang belum bisa dipastikan, mengingat di Museum Geologi tidak ada. Tetapi kami akan berupaya melacak dengan mencari informasi melalui penemunya," katanya.

FKPSP bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemkab Kudus mencoba mendapatkan informasi keberadaan tengkorak kepala itu di Museum Geologi Bandung itu.

"Ternyata, saat ini sudah tidak ada di museum, meskipun sebuah gigi pra-geraham bawah dan tujuh pecahan tengkorak manusia purba tersebut telah direkonstruksi dan menjadi tengkorak kepala manusia purba," katanya.

Ia mengatakan, akan berupaya melacak dan mengumpulkan sejumlah informasi keberadaan tengkorak Homo Erectus tersebut agar bisa disimpan di Kudus karena temuan tersebut dapat mengangkat nama Situs Patiayam.

Selain itu, katanya, kehadiran fosil Homo Erectus tersebut juga menambah koleksi temuan fosil hewan dan manusia purba lainnya. Sebelumnya, katanya, telah ditemukan 1.238 fosil purba yang terdiri atas 12 jenis.

"Untuk mendapatkan fosil dalam bentuk aslinya memang sulit, tetapi kami akan berupaya meskipun nantinya mendapatkan dalam bentuk replika," ujarnya.

Meskipun sedang berupaya untuk membawa fosil purba itu kembali ke Kudus, namun ia mengakui bahwa Pemkab belum memiliki tempat khusus untuk menyimpan temuan berbagai benda purbakala tersebut.

Kepala Seksi Sejarah dan Kepurbakalaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemkab Kudus, Sancaka Dwi Supani, mengatakan, hingga sekarang memang Pemkab belum memiliki tempat penyimpanan berbagai benda purbakala secara representatif.

"Seharusnya upaya mendapatkan tempat penyimpanan benda-benda purbakala lebih diprioritaskan dibandingkan harus mengupayakan keberadaan benda purbakala yang belum diketahui," katanya.

Tanpa tempat yang representatif terlebih dahulu, katanya, keberadaan benda-benda purbakala itu dikhawatirkan mudah rusak karena tidak tahan terhadap suhu udara yang tidak teratur.

"Perawatan benda-benda purbakala tidak mudah. Selain dibutuhkan tempat khusus juga dibutuhkan temperatur udara yang teratur," katanya.

Temuan lainnya di Situs Patiayam yakni sejumlah tulang belulang binatang purba seperti Stegodon trigono chepalus dan Elephas sp (sejenis gajah purba), Cervus zwaani dan Cervus lydekkeri martin (sejenis rusa), Rhinoceros sondaicus (badak), Sus brachygnatus dubris (babi), Felis sp (macan), Bos bubalus palaeoharabau (kerbau), Bos paleosondicus (banteng), dan Crocodilus sp (buaya).

Kamis, 05 November 2009

KPK VS POLRI. cicak kok mau melawan buaya (sumber : tempointerakti)f



ISU tak sedap menerjang Kepala Badan Reserse dan Kriminal Markas Besar Kepolisian RI, Komisaris Jenderal Polisi Susno Duadji. Telepon genggamnya disadap oleh penegak hukum lain. Penyadapan itu diduga terkait dengan penanganan kasus Bank Century.

Susno menyatakan dirinya tak marah atas penyadapan itu. ”Saya hanya menyesalkan,” ujarnya. Siapa penyadapnya, ia tak mau buka mulut. Lulusan Akademi Kepolisian 1977 ini menyebut penyadapan itu sebagai tindakan bodoh. Sehingga, ujarnya, ia justru sengaja mempermainkan para penyadap dengan cara berbicara sesuka hati.

Sebelumnya, polisi memeriksa Wakil Ketua KPK Chandra Hamzah lantaran disebut-sebut melakukan penyadapan tak sesuai prosedur dan ketentuan. Pemeriksaan Chandra dituding sebagai upaya polisi untuk melumpuhkan komisi yang galak terhadap koruptor itu. Apa yang terjadi sebenarnya? Pekan lalu, wartawan Tempo Anne L. Handayani, Ramidi, dan Wahyu Dhyatmika menemui Susno Duadji di ruang kerjanya untuk sebuah wawancara. Berikut petikan wawancara tersebut.

Polisi dituduh hendak menggoyang KPK karena memeriksa pimpinan KPK dengan tuduhan penyalahgunaan wewenang penyadapan. Komentar Anda?

Kalangan pers harus mencermati, apakah karena dia (Chandra Hamzah) pimpinan KPK lalu ada masalah seperti ini tidak disidik. Katanya, asas hukum kita, semua sama di muka hukum. Jelek sekali polisi kalau ada orang melanggar undang-undang lalu dibiarkan. Kami sudah berupaya netral dan menjadi polisi profesional.

Apa memang ditemukan penyalahgunaan wewenang untuk penyadapan itu?

Saya tidak mengatakan penyalahgunaan atau apa. Silakan masyarakat menilai. Menurut aturan, yang boleh disadap itu orang yang dalam penyidikan korupsi. Kalau Rhani Juliani, apa itu korupsi? Dia bukan pengusaha, bukan pegawai negeri, bukan juga rekanan dari perusahaan. Kalau korupsi, korupsi apa, harus jelas.

Tapi sikap Anda ini dinilai menggembosi KPK?

Kalau kami mau menggembosi itu gampang. Tarik semua personel polisi, jaksa. Nanti sore juga bisa gembos. Lalu Komisi III nggak usah beri anggaran. Kami berteriak-teriak ini supaya baik republik ini.

Kami mendapat informasi, saat diperiksa Antasari membeberkan keburukan pimpinan KPK yang lain.

Saya tidak tahu, tanya ke Antasari. Lha, sekarang kalau pimpinannya yang mengatakan lembaga itu bobrok, berarti parah, dong. Dia kan yang paling tahu. Dia kan pimpinannya.

Ada kesan polisi dan KPK justru berkompetisi, bukan bersinergi. Benar?

Tidak, yang melahirkan KPK itu polisi dan jaksa. Saya anggota tim perancang undang-undang (KPK). Kami sangat mendukung. Tapi karena opini yang dibentuk salah, seolah-olah jadi pesaing. Padahal 125 personel yang melakukan penangkapan dan penyelidikan (di KPK) itu kan personel polisi. Penuntutnya juga dari kejaksaan. Kalau nggak gitu, ya matek (mati) mereka. Jadi, tak benar jika dikatakan ada persaingan

Anda, kabarnya, juga akan ditangkap tim KPK karena terkait kasus Bank Century?

Ah, ya enggak, itu kan dibesar-besarkan. Mau disergap, timbul pertanyaan siapa yang mau menyergap. Mereka kan anak buah saya. Kalau bukan mereka, siapa yang mau nangkap? Makanya, Kabareskrim itu dipilih orang baik, agar tidak ditangkap.

Kalau penyidik KPK yang menangkap?
Mana berani dia nangkap?

Karena adanya berita itu, Anda katanya marah sekali sehingga kemudian memanggil semua polisi yang bertugas di KPK?

Tidak, saya tidak marah. Mereka kan anak buah saya. Mereka pasti memberi tahu saya. Saya cuma kasih tahu kepada mereka, gunakan kewenangan itu dengan baik.

Apa benar Anda minta imbalan untuk penerbitan surat kepada Bank Century agar mencairkan uang Boedi Sampoerno?

Imbalan apa? Apanya yang dikeluarkan? Semua akan dibayar, kok. Bank itu tidak mati, semua aset diakui dan ada. Terus apa lagi yang mesti diurus? Yang perlu diurus, uang yang dilarikan Robert Tantular itu.

Jadi, apa konteksnya saat itu Anda mengirim surat ke Bank Century?

Konteksnya, saya minta jangan dicairkan dulu rekening yang besar-besar. Kami teliti dulu. Paling besar kan punya Boedi Sampoerna, nilainya triliunan rupiah. Kami periksa dulu, kenapa Boedi Sampoerna awalnya nggak mau melaporkan.

Menurut Anda, kenapa ada pihak yang berprasangka negatif kepada Anda?

Kalau orang berprasangka, saya tidak boleh marah, karena kedudukan ini (Kabareskrim) memang strategis. Tetapi saya menyesal, kok masih ada orang yang goblok. Gimana tidak goblok, sesuatu yang tidak mungkin bisa ia kerjakan kok dicari-cari. Jika dibandingkan, ibaratnya, di sini buaya di situ cicak. Cicak kok melawan buaya. Apakah buaya marah? Enggak, cuma menyesal. Cicaknya masih bodoh saja. Kita itu yang memintarkan, tapi kok sekian tahun nggak pinter-pinter. Dikasih kekuasaan kok malah mencari sesuatu yang nggak akan dapat apa-apa.
http://majalah.tempointeraktif.com/i...130792.id.html