Pernah melihat orang gila? kadang-kadang saya takut melihat orang gila yang berkeliaran di jalan. Ketika kita mengamati seseorang yang tingkah laku nya tidak nyambung dengan situasi sekeliling, tentunya kita akan bertanya-tanya, ada apa dengan orang tersebut. Seseorang yang tertawa-tawa sendiri (sama sekali tidak ada indikasi bahwa dia sedang berkomunikasi dengan orang lain, misalnya menggunakan handphone) atau terus mengoceh sepanjang jalan tanpa ada lawan bicaranya, apa hal tersebut bukan suatu keganjilan? Badan terlihat kotor dengan baju yang kumal, kadang malah sampai tidak terlihat lagi warna asli dari bajunya, saking legamnya jadi hitam kusam.
Sudah pasti kita akan mengatakan bahwa orang tersebut adalah orang gila. Rasanya tidak salah kok jika kita beranggapan demikian. Seperti saya yang langsung memberikan cap begitu kalau bertemu dengan orang dengan ciri-ciri semacam itu.
Ada beberapa orang gila yang sering saya temui dalam perjalanan rutin saya setiap harinya. Misalnya seseorang dengan rambut gondrong dan bisa dibilang tidak terlalu dekil yang suka berkeliaran di sekitar lampu lalu lintas jalan Prapanca - Kemang, atau laki-laki berkacamata dengan ransel di punggung yang bajunya setiap hari berganti dan biasa berjalan di sekitar lapangan terbang pondok cabe, dan masih ada beberapa lagi orang gila yang saya perhatikan. Itu belum termasuk beberapa yang saya lihat sesekali.
Fenomena banyaknya orang gila di sekitar kita, membuat saya berpikir kenapa mereka bisa terganggu jiwanya ya… Mungkin tekanan hidup yang demikian berat dan tuntutan lingkungan demikian tinggi membuat seseorang yang mentalnya rapuh akan menjadi terganggu jiwanya atau disebut gila.
Yang membuat saya ingin tahu, apa ya yang ada di pikiran orang gila tersebut? Kenapa mereka sampai hilang ingatan ? Demikian berat kah beban hidupnya? Adakah iman mereka tidak cukup kuat untuk menahan himpitan persoalan?
Kondisi sekarang yang serba mahal, terutama bagi rakyat golongan bawah, bukanlah suatu kehidupan yang mudah dijalani. Tuntutan akan pemenuhan kebutuhan dasar saja sudah cukup sulit untuk bisa terpenuhi. Belum lagi bagi yang hidup di kota metropolitan, dimana tidak ada yang gratis di Jakarta, semakin mempersempit harapan untuk merasa cukup.
Saya bisa bayangkan bagaimana jika kita dalam posisi orang-orang yang terjepit kebutuhan hidup. Coba kita rasakan ketika uang tidak ada, lalu rengekan dari anak karena malu sudah berkali-kali ditegur pihak sekolah karena sudah lama menunggak iuran uang fotocopy atau apalah pungutan yang kadang ada saja dari sekolah, belum lagi warung sebelah yang setiap hari terus menagih, kemudian laporan bahwa beras sudah habis, dan masih banyak lagi tuntutan yang semua harus diselesaikan dengan uang. Betapa semua berjejalan di kepala dan serasa mau pecah….
Itu baru tuntutan kebutuhan yang berkaitan dengan materi, bagaimana juga jika persoalan hidup lainnya. Perasaan ketakutan akan kehilangan mata pencaharian, merasa direndahkan orang lain, tidak yakin akan kemampuan sendiri untuk bisa mengatasi semua persoalan, hilang rasa percaya diri……. Dan banyak faktor yang bisa membuat seseorang merasa tidak punya pegangan, mereka kadang lupa bahwa Allah adalah tempat meminta… Yang terasa adalah dada yang semakin sesak dan menghimpit…..
Di sinilah faktor IMAN sangat diperlukan….Keyakinan bahwa Allah tidak akan memberikan ujian di luar batas kemampuan umat-Nya harus selalu ditekankan…
Tapi yah…. Itulah kehidupan… Semua yang ada, yang baik atau yang buruk, adalah sebuah cerminan buat kita. Tinggal kita sendiri mampu atau tidak mengambil hikmah dari semua itu.
Allah memberikan kenyataan seperti itu pasti ada hikmahnya. Kita diperintahkan untuk bisa membaca dan mengambil pelajaran yang tersirat di dalamnya.
Allah memberikan kenyataan seperti itu pasti ada hikmahnya. Kita diperintahkan untuk bisa membaca dan mengambil pelajaran yang tersirat di dalamnya.
Bersyukurlah…. Jika kita masih diberi kemudahan, tapi jangan mengeluh ketika ada sedikit ujian….
Semoga kita masih diberi kekuatan dan iman kepada Allah SWT.
Insya Allah kita semua masih termasuk orang-orang yang beruntung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar